Ungkapan "I Hate Monday" boleh jadi tak lagi relevan. Karena kebanyakan orang justru mengalami bad mood pada Rabu. Inilah hasil survei yang diadakan Media Wave terhadap pengguna Twitter di sembilan kota besar di Indonesia. Survei yang berlangsung Desember 2011 hingga Januari 2012 menunjukkan ekspresi suasana hati negatif (bad mood) melalui kata-kata yang dituliskan di Twitter, memuncak pada Rabu, lalu diikuti Kamis sementara hanya beberapa orang saja yang mengalami bad mood dan mengungkapkannya melalui Twitter pada Senin.
Media Wave melacak media sosial, dengan menyaring percakapan yang diekspresikan melalui Twitter dan mengindikasikan bad mood dan good mood pada periode tersebut. Hasilnya, dari 2,3 juta pengguna Twitter di periode ini, terdata 2,8 juta percakapan yang mengindikasikan bad mood. Sementara, dari 1,9 juta pengguna Twitter di periode yang sama, terdata 2,5 juta percakapan mengindikasikan good mood.
"Bad mood paling tinggi terjadi di hari Rabu, disusul Kamis, sementara Senin ada yang merasa bad mood namun tidak dominan," ungkap Yose Rizal, CEO & Founder Media Wave saat ditemui Kompas Female seusai jumpa pers kampanye Mizone City Project bertajuk Aku, Kotaku Ok Lagi! di De Luca Restaurant Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/2012).
Yose menjelaskan, saat melakukan tracking terhadap pengguna Twitter aktif selama dua bulan, pihaknya membagi empat periode percakapan dalam sehari. Periode pertama pada pukul 00:00-06:00; periode kedua pukul 06:00-12:00; periode ketiga pukul 12:00-18:00; periode keempat 18:00-24:00. "Bad mood tertinggi terjadi pada periode dua, pukul 06:00-12:00 dan periode tiga, pukul 12:00-18:00 atau rata-rata pada jam kerja," jelas Yose. Media Wave juga mencatat, jumlah Twitt per hari mencapai 100.000 dengan total pengguna Twitter di Indonesia, aktif maupun pasif, mencapai 4-5 juta orang.
10 kata
Menurut Yose, empat dari lima orang lebih sering mengekspresikan bad mood melalui media sosial, dalam hal ini Twitter. Dari berbagai ungkapan suasana hati yang cenderung negatif, tercatat 10 kata yang paling sering muncul melalui Twitter. Kata parah berada di urutan pertama, diikuti dengan malas, capek, bete, kesel, nggak enak, sakit, galau, lama, payah.
Mengapa Rabu?
Psikolog Dr Rose Mini AP, MPsi menyampaikan pandangannya mengenai fenomena ini. Menurutnya, setiap orang dapat mengalami bad mood juga good mood setiap harinya. Tugas setiap individu adalah mengontrol agar suasana hati positif lebih dominan dari suasana hati negatif. Perlu dicatat, suasana hati berbeda dengan emosi.
Ia menjelaskan perbedaannya, suasana hati terjadi setiap detik, menit, jam, hari, sementara emosi terjadi pada detik atau menit tertentu dan ada penyebabnya. Sementara suasana hati cenderung tak jelas penyebabnya, dan dipengaruhi faktor internal seperti hormonal, juga faktor eksternal yakni lingkungan di sekitarnya yang berperan besar terhadap perubahan suasana hati. Kalau emosi kelihatan dalam perilaku, misalnya ekspresi marah bahkan membanting barang misalnya, suasana hati lebih kognitif. Pikiran negatif yang terpelihara kemudian akan membuat seseorang terus menerus merasakan bad mood.
Mengapa bad mood memuncak setiap Rabu? Dr Rose menganalisa, "Bagi remaja, Rabu masih jauh dari waktu istirahatnya di akhir pekan. Sementara bagi karyawan apalagi yang dikejar deadline, Rabu merupakan waktunya mengejar deadline atau mendekati deadline. Suasana hati dipengaruhi oleh apa yang dilewati seseorang, yang membuatnya cenderung uring-uringan. Akibatnya, sebagai katarsis, mereka keluarkan uneg-uneg agar lega, ditulis di media sosial," tuturnya.
Padahal, lanjut Dr Rose, mengeluarkan uneg-uneg melalui media sosial belum tentu memberikan solusi. Orang cenderung mencari perhatian melalui media sosial, namun ia tak menemukan jawaban pasti. Jika Anda menulis negatif di media sosial, kemungkinan yang bisa terjadi adalah orang lain akan menjawabnya dengan cara negatif. Akhirnya, Anda justru semakin bad mood. "Lebih baik katarsis pada orang yang bisa memberikan dialog dua arah," sarannya. -KOMPAS.COM-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar