Menurut sumber yang dekat dengan Facebook, mekanisme yang diuji meliputi menghubungkan akun anak untuk orang tua mereka dan kontrol yang memungkinkan orang tua untuk memutuskan siapa yang boleh berteman dengan anak-anak mereka dan apa aplikasi yang dapat mereka gunakan, menurut laporan oleh The Wall Street Journal yang di kutip dari tempo.co.
"Laporan terbaru telah menyoroti betapa sulitnya untuk menegakkan pembatasan usia di Internet, terutama bila orang tua ingin anak-anak mereka untuk mengakses konten online dan layanan," kata Facebook dalam menanggapi pertanyaan tentang teknologi baru. "Kami berada dalam dialog terus menerus dengan para pemangku kepentingan, regulator, dan pembuat kebijakan lain tentang bagaimana cara terbaik untuk membantu orang tua menjaga anak-anak mereka aman dalam lingkungan online yang berkembang."
Keputusan Facebook ini sebetulnya sudah agak telat. survei menunjukkan, banyak dari mereka sudah memiliki akun di situs ini.
Padahal, kebijakan Facebook saat ini, tidak mengizinkan pengguna di bawah usia 13 membuat akun. Juni lalu, Consumer Reports merilis sebuah studi yang menemukan bahwa dari 20 juta anak-anak mendaftar untuk Facebook, 7,5 juta di antara mereka berusia di bawah 13 tahun. Dari mereka yang secara tidak sah menggunakan situs ini, lima juta di antaranya anak-anak di bawah usia 10.
Kemudian di musim gugur, peneliti Danah Boyd merilis sebuah studi yang disponsori oleh Microsoft Research yang menemukan 36 persen orang tua menyadari bahwa anak-anak mereka bergabung dengan Facebook sebelum usia 13 tahun dan bahwa persentase yang besar dari para orang tua membantu anak-anak mereka berbohong tentang usia mereka untuk mendapatkan akses.
Survei menemukan bahwa 55 persen orang tua dari anak usia 12 tahun melaporkan anak mereka memiliki akun Facebook, dan 82 persen dari orang tua tahu anak mereka di bawah umur mereka mendaftar. Boyd juga menemukan bahwa 76 persen dari orang tua membantu anak-anak mereka membuat akun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar