Senin, 16 Juli 2012

Isu Laut China Selatan: AS Tekankan Dialog

http://bolehasyik.blogspot.comWalau tidak klaim wilayah, AS punya kepentingan ekonomi di lautan itu
Pejabat militer Amerika Serikat yakin bahwa konflik teritorial di Laut China Selatan masih bisa diselesaikan secara diplomasi dan bukan dengan unjuk kekuatan. Banyak ruang dialog masih tersedia untuk mengatasi krisis yang melibatkan sejumlah negara pesisir perairan itu. 

Keyakinan itu diutarakan Laksamana Cecil Haney, Panglima Komando Armada Pasifik Angkatan Laut AS (USPACFLT) di Jakarta hari ini. Dia tengah berada di Indonesia selama dua hari untuk kunjungan pertamanya sebagai Panglima USPACFLT.

"Kami percayakan kepada proses di ASEAN dan negara-negara lain yang berkepentingan atas batas-batas wilayah di Laut China Selatan untuk menyelesaikannya secara damai di meja perundingan. Kami percaya bahwa masalah teritorial ini harus diselesaikan dengan cara diplomasi, damai, dan terbuka," kata Haney. 

Menurut dia, meski ASEAN untuk saat ini belum mencapai titik yang memuaskan dalam mengatasi masalah itu, namun masih ada ruang lain di forum internasional untuk menyelesaikannya dan yang memungkinkan negara lain untuk turut berperan menyampaikan pendapatnya dan membuka dialog untuk menyelesaikan perselisihan.
  
Haney menegaskan, Amerika Serikat tidak punya posisi apapun menyangkut kepemilikan maupun integritas teritorial di Laut China Selatan dan pulau-pulau yang ada di wilayah itu. "Namun kami percaya bahwa ada kebebasan bernavigasi dan akses di perairan itu," kata Haney. 

Dia mengingatkan bahwa jalur niaga di Laut China Selatan mendatangkan pemasukan hingga US$5,3 triliun per tahun bagi banyak negara. "Bila ada masalah di perairan itu sudah tentu akan mendatangkan gangguan yang besar bagi perekonomian di kawasan tersebut," lanjut Haney. 

Maka, walau tidak punya klaim atas kepemilikan teritorial di Laut China Selatan, Amerika Serikat juga punya kepentingan ekonomi atas wilayah itu. "Kami berkepentingan untuk menegakkan kebebasan akses seperti yang juga dinikmati di perairan-perairan lain, seperti di Selat Malaka, maupun Lautan Pasifik," kata Haney. 

Menurut catatan VIVAnews, belakangan ini China dan Filipina maupun China dengan Vietnam saling bersitegang soal batas wilayah di sebagian Laut China Selatan. Negara-negara lain pun berkepentingan dan turut merasa memiliki sebagian Laut China Selatan, yang kaya dengan sumber energi dan hasil laut. Mereka adalah Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan.

Sebenarnya sudah ada code of conduct yang dirancang ASEAN untuk mencegah perselisihan itu menjadi konflik terbuka yang lebih besar. Namun, belum ada mekanisme permanen yang memuaskan untuk menyelesaikan perselisihan itu.
Source: http://dunia.news.viva.co.id/news/read/336026-isu-laut-china-selatan--as-tekankan-dialog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar