Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat saat ini masih mengkaji rekomendasi fatwa menyesatkan pemahaman Islam Syiah yang dikeluarkan MUI Sampang dan MUI Jawa Timur.
"MUI Sampang sudah keluarkan fatwa aliran yang dikembangkan Tajul Muluk sesat menyesatkan, diperkuat dari MUI Jatim yang menyatakan demikian," ujar Ketua MUI Pusat, Slamet Effendi Yusuf di Asrama Haji Jakarta Timur, 3 September 2012.
Selain telah mengeluarkan fatwa sesat kepada faham Islam Syiah, MUI Sampang dan Jawa Timur juga telah merekomendasikan fatwa tersebut ke MUI Pusat.
"Mereka juga datang ke MUI pusat, minta supaya MUI pusat mengeluarkan fatwa sesat terhadap faham Islam Syiah, namun sampai saat ini kami belum memutuskan fatwa apapun terkait dengan pemahaman Syiah," kata Slamet.
Slamet beralasan, belum dikeluarkannya fatwa apapun terkait faham Syiah sebab untuk memutuskan suatu fatwa, MUI butuh kajian yang sangat mendalam dan memikirkan apa dampak ke depan yang akan ditimbulkan di masyarakat, terlebih menyangkut masalah keyakinan.
"Harus hati-hati dalam mengeluarkan suatu fatwa, harus dilihat, aspek ajarannya, keterkaitannya dengan ukhuwah islamiyah dan dunia Islam," kata ulama yang juga sebagai tokoh Nahdlatul Ulama ini.
Ia sendiri mengatakan, pada tahun 1984 MUI pernah mengeluarkan pernyataan untuk mewaspadai pemahaman Islam Syiah, namun ia membantah kalau pernyataan MUI tersebut bersifat memprovokasi.
"Tahun 1984 kami pernah keluarkan fatwa untuk waspada terhadap aliran Syiah, namun fatwa ini lebih untuk menjaga keyakinan masyarakat bukan untuk timbulkan konflik," ujarnya.
Mengenai konflik yang terjadi di Sampang, Madura, Slamet menyatakan kalau pihaknya sendiri telah terlibat dalam proses investigasi penyebab konflik tersebut sejak tahun 2011.
"Sebelum konflik 2012, pada tahun 2011 kami sudah ke sana, bersama Mabes Polri bertemu kedua pihak dengan ulama di Madura dan bertemu dengan Tajul Muluk untuk mendengar apa saja permasalah yang terjadi di sana," katanya.
Ia pun mendesak agar pemerintah pusat secepatnya menyelesaikan konflik antara penganut Islam Syiah dan Sunni di Sampang Madura dengan melibatkan masyarakat lokal dalam proses penyelesaiannya.
"Kita minta ini harus selesaikan sebaik- baiknya, yang penting ada penyelesaian yang sifatnya permanen, jangan yang tidak permanen, yang ada malah justru timbulkan masalah lagi," imbuhnya.
Source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar