Senin, 11 Juni 2012

Metode Ilmiah



Metode Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
            Pada dasarnya setiap objek yang ada di dunia, pastilah menuntut metode tertentu. Seperti halnya dalam memperoleh pengetahuan. Suatu ilmu, mungkin membutuhkan lebih dari satu metode ataupun dapat diselesaikan menurut berbagai metode. Akhirnya suatu pendapat [1]mengatakan, bahwa suatu memiliki berbagai segi yang menuntut penggunaan berbagai metode.
Untuk memperoleh pengetahuan, maka digunakanlah metode berfikir ilmiah. Namun tidak semua pengetahuan didapatkan melalui metode ilmiah. Tetapi agar ilmu berkembang dan tetap eksis dan mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi, maka digunakanlah metode [2]ilmiah ini.

B. Rumusan Masalah
            Sesuai latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan metode berpikir ilmiah ?
2.    Apa nilai guna metode berpikir ilmiah ?
3.    Bagaimana prosedur berpikir ilmiah ?
4.    Bagaimana sikap dan aktivitas ilmiah ?

C. Tujuan Penulisan
             Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan pembahasan dalam makalah adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui pengertian metode berpikir ilmiah
2.    Untuk mengetahui nilai guna metode berpikir ilmiah
3.    Untuk mengetahui prosedur berpikir ilmiah
4.    Untuk mengetahui sikap dan aktivitras ilmiah


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Berpikir Ilmiah
                   Secara etimologis, metode berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Meta” yang artinya sesudah atau dibalik sesuatu, dan “Hodos” yang artinya jalan yang harus ditempuh. Jadi metode berarti langkah-langkah (cara dan tekhnis) yang diambil menurut urutan tertentu untuk mencapai pengetahuan tertentu.[3]
Jadi metode berfikir ilmiah adalah prosedur, cara dan tekhnik memperoleh  pengetahuan, serta untuk membuktikan benar salahnya suatu hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.
                   Metode ilmiah ini adalah sebuah prosedur yang digunakan para ilmuan dalam pencarian kebenaran baru. Dilakukannya dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan baru, dan melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang telah ada.
Tujuan dari penggunaan metode ilmiah ini yaitu agar ilmu berkembang dan tetap eksis dan mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi. Kebenaran dan kecocokan kajian ilmiah, akan terbatas pada ruang, waktu, tempat dan kondisi tertentu.[4] Metode ilmiah dipengaruhi oleh unsur alam yang berubah dan bergerak secara dinamik dan teratur. Kondisi alam yang diduga para filosof karena adanya asas tunggal dari alam (natural law). Filosof yakin, bahwa natural law telah menjadi salah satu sebab adanya ketertiban alam. Ketertiban akan diangkat dan harus diletakkan sebagai objek ukuran dalam menentukan kebenaran. Corak-corak metodis yang sandarannya pada kondisi alam, yang dinamik dan teratur, harus diakui telah meneyebabkan lahirnya ilmu pengetahuan dengan sifat dan kecendrungan yang positivistic. Ilmu selalu berkembang dalam ukuran-ukuran yang konkrit dengan model dan pendekatan serta eksperimen dan observasi.
Dalam perkembangan selanjutnya model dan cara berfikir demikian telah memperoleh gugatan. Karena, tidak semua ilmu dapat didekati dengan model yang sama.
Dengan ditemukannya metode berfikir ilmiah, secara langsung telah menyebabkan terdinya kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Manusia bukan saja hidup dalam ritmis modernisasi yang serba mudah dan menjanjkan. Lebih dari itu semua, manusia dapat menggapai sesuatu yang sebelumnya seolah tidak mungkin. Manusia tidak lagi berpangku tangan, terhadap apa yang menjadi kehendak alam.[5]

B. Nilai Guna Metode Berpikir Ilmiah
                   Metode berpikir ilmiah memiliki peranan penting dalam membantu manusia untuk memperoleh pengetahuan cakrawala baru dalam menjamin eksistensi kehidupan manusia. Dengan menggunakan metode berfikir ilmiah, manusia terus mengembangkan pengetahuannya.
Ada 4 cara manusia memperoleh pengetahuan:
1.    Berpegang pada sesuatu yang telah ada (metode keteguhan)
2.    Merujuk kepada pendapat ahli
3.    Berpegang pada intuisi (metode intuisi)
4.    Menggunakan metode ilmiah
Dari ke empat itulah, manusia memperoleh pengetahuannya sebagai pelekat dasar kemajuan manusia. Namun cara yang ke empat ini, sering disebut sebagai cara ilmuan dalam memperoleh ilmu. Dalam praktiknya, metode ilmiah digunakan untuk mengungkap dan mengembangkan ilmu, melalui cara kerja penelitian.
Cara kerja ilmuan dengan penelitian ilmiah, muncul sebagai reaksi dari tantangan yang dihadapi manusia. Pemecahan masalah melalui metode  ilmiah tidak akan pernah berpaling. Penelitian ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah, memegang peranan penting dalam membantu manusia untuk memecahkan setiap masalah yang di hadapinya. Ilmuan biasanya bekerja dengan cara kerja sistematis, berlogika dan menghindari diri dari pertimbangan subjektif. Rasa tidak puas terhadap pengetahuan yang berasal dari paham orang awam, mendorong kelahiran filsafat. Filsafat menyelidik ulang semua pengetahuan manusia untuk mendapat pengetahuan yang hakiki.
                   Ilmuan mempunyai falsafah yang sama, yaitu dalam penggunaan cara menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah selalu digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Penggunaan metode ilmiah tertentu dalam kajian tertentu, dapat memudahkan ilmuan dan pengguna hasil keilmuannya dapat memudahkan melakukan penelusuran.
  Dalam ilmu pengetahuan ilmiah, “tidak ada” kebenaran yang sekedar berada di awang-awang meskipun atas nama logika. Setiap kebenaran ilmiah, senantiasa diperkuat bukti-bukti empirik dan indrawi, bahkan sesuatu kebenaran tersebut telah teruji.
Kebenaran ilmiah yang meskipun dikuasai oleh relativitasnya, selalu berpatokan kepada beberapa hal mendasar, yaitu:[6]
1.    Adanya teori yang dijadikan dalil utama dalam mengukur fakta-fakta aktual.
2.    Adanya data-data yang berupa fakta atau realitas senyatanya dan realitas dalam dokumen tertentu.
3.    Adanya pengelompokkan fakta dan data yang signifikan.
4.    Adanya uji validitas.
5.    Adanya penarikan kesimpulan yang operasional
6.    Adanya fungsi timbal balik antara teori dan realitas.
7.    Adanya pengembangan dialektika terhadap teori yang sudah teruji.
8.    Adanya pembatasan wilayah penelitian yang proporsional.
Ciri-ciri tersebut merupakan “citra” ilmu pengetahuan dan metode ilmah. Oleh karena itu, menurut Juhaya S. Pradja (1997), metode ilmiah dimulai dengan pengamatan-pengamatan, kemudian memperkuat diri dengan pengalaman dan menarik kesimpulan atas dasar pembuktian yang akurat.
Langkah metode ilmiah berpijak pada pertanyaan di seputar pada 3 hal, yaitu:
a.    Kemana arah yang hendak dituju ?
b.    Bagaimana dan kapan mulai bergerak ?
c.    Mampukah melakukan langkah dan gerakan yang sesuai dengan maksud yang ditargetkan; benarkah telah mulai bergerak ?
Metode ilmiah dimulai dengan usaha untuk konsisten dalam berfikir ilmiah. Dalam kerangka berfikir ilmiah, logika merupakan metode meluruskan pemikiran, baik dalam pendekatan deduktif maupun induktif. Metode ilmiah pun harus berpedoman pada paradigma tentang kebenaran indrawi yang positif, karena hal itu akan lebih membuktikan relevansi antara teori dan realitas secara apa adanya.

C. Prosedur Berpikir Ilmiah
Prosedur berfikir ilimiah modern, masih selalu teatp menggunakan kaidah keilmuan barat yang hanya melandaskan fikirannya pada penalaran rasional dan empiris. Metode ilmiah adalah ekspresi tentang cara berfikir menurut kaidah ilmiah. Melalui metode ini, diharapakan dapat menghasilkan karakteristik tertentu yang diminta pengetahuan ilmiah. Karakteristik yang dimaksud bersifat rasional (deduktif) dan teruji secara empiris. Metode ilmiah dengan demikian adalah pengggabungan antara cara berfikir deduktif dalam membangun tubuh pengetahuan.
Prosedur ilmiah mencakup 7 langkah, yaitu:[7]
1.    Mengenal adanya suatu situasi yang tidak menentu. Situasi yang bertantangan atau kabur yang menghasilkan penyelidikan.
2.    Menyatakan masalah-masalah dalam istilah spesifik
3.    Merumuskan suatu hipotesis
4.    Merancang suatu metode penyelidikan yang terkendali dengan jalan pengamatan atau percobaan
5.    Mengumpulkan dan mencatat data kasar, agar mempunyai suatu pernyataan yang mempunyai makna dan kepentingan
6.    Melakukan penegasan yang dapat dipertanggung jawabkan
7.    Melakukan penegasan terhadap apa yang disebut dengan metode ilmiah.
Permasalahan akan menentukan ada atau tidaknya ilmu. Tanpa ada masalah, maka tidak akan ada ilmu. Langkah pertama suatu penelitian adalah mengajukan sesuatu yang dianggap sebagai masalah. Sesuatu yang dianggap sebagai masalah apabila terdapat pertentangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya, dengan kenyataan yang sebenarnya ada.
Permasalahan dalam ilmu pengetahuan, memiliki 3 ciri:
1.    Dapat di komunikasikan dan dapat menjadi wacana publik
2.    Dapat diganti dengan sikap ilmiah
3.    Dapat ditangani dengan metode ilmiah



D. Sikap dan Aktivitas Ilmiah
1. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan bagian penting dari prosedur berfikir ilmiah. Sikap ilmiah memiliki 6 karakteristik, yaitu:
1.    Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu yang menjadi pemicu munculnya pertanyaan serta dilakukannya penyelidikan, pemeriksaan, penjelajahan dan percobaaan dalam rangka mencapai pemahaman.
2.    Spekulatif
Spekulatif ini adalah sikap ilmiah yang diperlakukan untuk mengajukan hipotesis-hipotesis (tentu bersifat dedukatif) untuk mencari solusi terhadap permasalahan.
3.    Objektifitif
Objektifitif ini dimaknai dengan sikap yang selalu sedia untuk mengakui subjektivitas terhadap apa yang dianggapnya benar.
4.    Keterbukaan
Sikap terbuka adalah kesediaan untuk mempertimbangkan semua masukan yang relevan.
5.    Kesediaan untuk menunda penilaian.
Kesediaan untuk  menunda penilaian, artinya tidak memaksakan diri untuk memperoleh jawaban, jika peneyelidikan belum memperoleh bukti yang diperlukan.
6.    Tentatif
Bersikap tentatif artinya tidak bersikap dogmatis terhadap hipotesis maupun simpulan.

2. Aktivitas Ilmiah
Aktivitas ilmiah merupakan sebuah pekerjaan yang terus-menerus melakukan research ilmiah untuk mencapai kebenaran.
Para ilmuan sering melakukan aktivitas ilmiah ini, secara terus menerus untuk mencapai pada apa yang disebutnya benar.[8]
Menurut Walter R Borg and Meredith D Gall, menyebutkan ada 7 langkah yang ditempuh seorang peneliti dalam melakukan penelitiannya. 7 langkah tersebut diantaranya:
1.    Menyusun sesuatu yang disebut masalah
2.    Melakukan perumusan masalah atau mendefinisikan masalah kedalam bentuk yang operasional
3.    Menyusun hipotesis/dugaan sementara
4.    Menetapkan tekhnik dan menyusun instrumen penelitian
5.    Mengumpulkan data yang diperlukan
6.    Melakukan analisis terhadap data yang terkumpul
7.    Menggambarkan kesimpulan yang berhasil dipecahkan
Dalam melakukan reserch, para ilmuan mempunyai dua aspek, yaitu aspek invidual yang mengacu pada ilmuan sebagai aktifitas ilmuan dan aspek sosial yang mengacu kepada ilmu sebagai suatu komunitas ilmiah dan kumpulan para ilmuan. Komunitas ini berinteraksi dengan intuisi-intuisi lain dalam masyarakat.

ANALISIS
                          Metode ilmiah ini adalah sebuah prosedur yang digunakan para ilmuan dalam pencarian kebenaran baru. Dilakukannya dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan baru, dan melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang telah ada.
Tujuan dari penggunaan metode ilmiah ini yaitu agar ilmu berkembang dan tetap eksis dan mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi. Kebenaran dan kecocokan kajian ilmiah, akan terbatas pada ruang, waktu, tempat dan kondisi tertentu.
                          Metode berpikir ilmiah memiliki peranan penting dalam membantu manusia untuk memperoleh pengetahuan cakrawala baru dalam menjamin eksistensi kehidupan manusia. Dengan menggunakan metode berfikir ilmiah, manusia terus mengembangkan pengetahuannya.
Ada 4 cara manusia memperoleh pengetahuan:
1.    Berpegang pada sesuatu yang telah ada (metode keteguhan)
2.    Merujuk kepada pendapat ahli
3.    Berpegang pada intuisi (metode intuisi)
4.    Menggunakan metode ilmiah
BAB III
SIMPULAN
A.    Simpulan
Metode berpikir ilmiah adalah prosedur, cara dan tekhnik memperoleh pengetahuan, serta untuk membuktikan benar salahnya suatu hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.Metode ilmiah digunakan untuk mengungkap dan mengembangkan ilmu, melalui cara kerja penelitian. Penelitian ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah, memegang peranan penting dalam membantu manusia untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapinya.
Prosedur ilmiah mencakup 7 langkah, yaitu:
1.    Mengenal adanya suatu situasi yang tidak menentu. Situasi yang bertentangan atau kabur yang menghasilkan penyelidikan.
2.    Menyatakan masalah-masalah dalam istilah spesifik
3.    Merumuskan suatu hipotesis
4.    Merancang suatau metode penyelidikan yang terkendali dengan jalan pengamatan atau percobaan
5.    Mengumpulkan dan mencatat data kasar, agar mempunyai suatu pernyataan yang mempunyai makna dan kepentingan
6.    Melakukan penegasan yang dapat dipertanggung jawabkan
7.    Melakukan penegasan terhadap apa yang disebut dengan metode ilmiah.
Aktivitas ilmiah merupakan sebuah pekerjaan yan terus-menerus melakukan research ilmiah untuk mencapai kebenaran.
B.     Saran
Dalam melakukan sebuah penelitian, sebaiknya digunakan metode yang tepat. Salah satu metode yang sering digunakan adalah metode ilmiah. Dengan metode ini dapat mengungkapkan dan mengembangkan ilmu.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Saebani, Filsafat Ilmu, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009)
Mirawihardja, Pengantar Filsafat . (Bandung : PT RefikaAditama, 2006)
Sonny Keraf, Mikhael dua. Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis . (Yogyakarta: Kanisius, 2001)
Sumadi. Filsafat Ilmu Pengantar Konsep dan Analisis. (Ciamis: Institut Agama Islam Darussalam, 2010 )
Sumaryono,  Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat, (Yogyakarta : Kanisius, 1993)
Suriasumantri, Jujun. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantra Populer. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2010)


[1] Sonny Keraf, Mikhael. Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis .hlm 13
[2] Ibid, hlm 14
[3] Sumaryono,  Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat, (Yogyakarta : Kanisius, 1993) hlm 25

[4] Ibid, 26
[5] Ahmad Saebani, Filsafat Ilmu, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009) hlm. 9
[6] Suriasumantri, Jujun. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantra Populer. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2010) hlm. 25
[7] ibid
[8] Sumadi. Filsafat Ilmu Pengantar Konsep dan Analisis. (Ciamis: Institut Agama Islam Darussalam, 2010 ) hlm. 35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar