Selasa, 04 Oktober 2011

Hati-hati Mengartikan Bahasa Asing.

“Melakukan kekeliruan itu manusiawi.”
“Menunjukkan kepada seseorang bahwa ia keliru adalah hal biasa, namun menyadarkannya akan kebenaran itu adalah luar biasa.”John Locke.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki saya di Amerika, saya benar-benar terhenyak dan tersadar. Ternyata apa yang selama ini saya kuasai dan yang saya yakini yaitu bahwa kemampuan berbahasa Inggris saya sudah lebih dari cukup, paling tidak di atas rata-rata. Excellent dan mendekati ‘perfect’, ternyata nothing. Semakin saya merasa bahwa saya mengerti dan tahu banyak, semakin sadar saya bahwa lebih banyak yang saya tidak (belum) tahu dan paham.

Pertanyaan pertama yang pernah diajukan teman saya orang Amerika adalah: “Coba kamu sebutkan kalimat pendek dalam Bahasa Inggris yang di dalamnya terkandung semua abjad, A—Z.” Jelas saya bingung. Tak bisa dan tak siap ditodong seperti itu. Tiga hari berlalu, belum sanggup saya membuat kalimat pendek berisi semua abjad. Ia pun memberi tahu saya satu contoh sederhana yang di dalamnya terkandung semua abjad misalnya A quick brown fox jumps over the lazy dog.” Seekor musang coklat yang gesit melompat di atas anjing yang malas.


Pengertian, penguasaan dan pendalaman kita akan suatu bahasa ternyata sangat penting. Penting bagi pengucap maupun pendengar. Bahkan orang Amerika sendiri banyak yang tidak mengetahui istilah-istilah dalam Bahasa Inggris. Ada kata-kata yang mungkin bagi kita sederhana tapi belum sekali pun pernah mereka dengar. Misalnya teman white people saya yang bingung mengartikan atau memahami kata Coup, Xenophobia dan Wormwood. Adakah yang tahu kata apa yang paling panjang dalam bahasa Inggris? Nah, di bawah ini adalah beberapa kata yang menurut catatan masih merupakan kata terpanjang yang pernah ada sampai saat ini. Honorificabilititudinity, yang ditemukan dalam “Love’s Labor Lost” karya William Shakespeare, babak 5 adegan 1, baris ke-44. Dokter Benson diakui jasanya karena menemukan antidisestablishmentarianism. Pada tulisan kimia maka kita menemukan kata ini Paraoxymentamethoxyallylbenzene. Kata tersebut mengandung 31 huruf!

Belum lagi kata-kata atau ucapan-ucapan yang paradoksal dan juga yang menjebak dan membingungkan dalam arti. Kalau di Minahasa dan Manado ada istilah “Kong kacili jo” artinya, Besar sekali atau gede banget atau sangat besar. “Kong gagah jo” artinya, jelek sekali. “Kong pende jo” artinya, panjang sekali. “Kong sadiki jo” artinya, banyak sekali/sangat banyak. Itu adalah ungkapan-ungkapan paradoksal. Kalau di Amerika ada ungkapan sejenis itu, misalnya mereka mengatakan “bagus” tapi sebenarnya lawan dari kata itulah yang hendak mereka sampaikan. Maksud tersirat dari ungkapan mereka jelas terdengar lewat intonasi dan atau artikulasi pengucapannya. Ini banyak dijumpai seandainya misalnya Anda berbicara kasar atau kotor terhadap seseorang, lalu ada yang mengomentari Anda seperti ini “Nice!” itu artinya justru sebaliknya. Ia lagi menyindir Anda. Atau suatu ketika Anda berbuat kesalahan lalu boss Anda mengatakan “How Wonderful!” Jangan langsung tersenyum bangga dan puas, karena itu artinya ia sementara menyindir Anda, atau menegur dengan keras, dengar tekanan suaranya, pastilah mengandung intimidasi berupa teguran! Atau ketika ia berseru dengan lantangnya “Great!” pada saat kopi hitam Anda tuang ke kemeja putihnya. Hati-hati, “great”nya boss Anda kemungkinan berujung pada termination, bukannya lagi memuji. Saya pernah mendengar karyawan yang dipecat mengucapkan “Thank You” Tapi lafal dan intonasi serta artikulasi pengucapannya langsung di pahami sang Boss. Ia mengerti bahwa anak buahnya sementara mengucapkan “F*** You”. Atasannya itu pun berkata “Hey, it sounds like you f*** me up ha?”

Kalau di Jawa konon apabila dalam kereta api yang penuh jejal penumpang, lalu ada penumpang yang lagi duduk di lantai. Namun tanpa sengaja tiba-tiba ada kaki penumpang lain yang kebetulan lewat dan mengenai wajah yang lagi duduk tersebut. Apa yang dilakukan oleh orang yang mulutnya kena sepatu itu? Bukannya berdiri dan berteriak “Hei! Mata elo kemana sih?” Tapi menurut cerita ia cuma ngedumel sendiri, “E, lha kok sial banget. Dalan sambel kok dadi tumpakan sikil.” Biasanya jadi jalan sambel kok sekarang jadi pijakan kaki. Kalau di Amerika lain, apalagi kalau lagi di daerah Bronx dan Brooklyn, yang ada justru wajah orang yang nginjak itu babak-belur sembari menerima kalimat “Yo’re F****** A** H***!” Di New York telinga saya sampai bosan mendengar kata-kata makian seperti itu. Usia belasan tahun pun fasih lidahnya mengucapkan segala macam jenis makian. Yang bagi kita tabu, bagi mereka lumrah dan biasa. Yang bagi kita terlalu kasar, bagi mereka masih halus. Memang karakter budaya turut membentuk cara kita berbicara dan berbahasa. Tak kelirulah: Bahasamu adalah cerminan dirimu dan hatimu. Mulutmu adalah cerminan karaktermu.

Sekarang mari kita menerobos lebih dalam melihat berbagai keunikan dan “keliru”nya bahasa tersebut. Ketika orang Amerika menyebut Blind Worm itu bukan menunjukkan pada cacing yang buta, atau ada hubungannya dengan kebutaan, tapi artinya adalah seekor cicak dengan dua mata yang menonjol. Atau Glass Snake, itu juga bukan ular yang terbuat dari kaca tapi merupakan seekor jenis lain dari cicak. Lalu apakah jenis binatang bernama Prairie Dog itu? Apakah seekor anjing? Ternyata bukan. Itu adalah binatang pengerat. Bagaimana dengan Titmouse? Ooh, jangan bilang kalau itu tikus, sebab binatang tersebut adalah burung kecil. Anda pernah dengar Lady Bird? Binatang itu bukanlah burung melainkan kumbang. Cuttle Fish juga bukan ikan tapi gurita. Flying Fox bukan musang yang bisa terbang, ia sesungguhnya adalah kelelawar besar.

Suatu hari saya pernah ditawarin Beef Tea lewat HP oleh seorang teman, saya pikir-pikir kok belum pernah rasanya saya mencicipi teh dari sapi atau teh rasa daging sapi? Ooh ternyata kembali keliru, maksudnya Beef Tea adalah ekstrak daging sapi. Bukan teh manis rasa sapi!

Kalau Anda kebetulan belanja di berbagai toko atau supermarket di New York dan New Jersey seperti Shoprite, Wallmart, Target, Macy’s, Wallgreens, Pathmark, Home Depot, dan masih banyak lagi, jangan bingung kalau Anda melihat bebrapa item seperti ini: Kid Gloves, itu bukan berarti sarung tangannya lagi beranak atau mempunyai anak. Kid Gloves adalah sarung tangan yang terbuat dari kulit anak domba. Ada juga barang yang dijual bernama Panama Hat, ternyata topi itu bukan dibuat di Panama melainkan di Ekuador. French Beans? Bukan dari Perancis tapi dari India. Pickaxe bukan kapak melainkan beliung. Camel Hair Brush ternyata tidak terbuat dari rambut onta tapi dari rambut tupai. Coffee Berry bukanlah buah Berry tapi suatu bibit tanaman. Steel Yard bukanlah halaman dan bukan juga baja melainkan sebuah regulator atau timbangan

Cara dan kemampuan kita menangkap dan memahami suatu bahasa akan menentukan langkah berikut, atau apa yang akan terjadi berikutnya. Dalam suatu meeting, atasan saya pernah mengatakan “How many percent of scrap is our goal?” Ada seorang kawan dari Afrika mengartikannya salah, ia mendengar kalimat itu sebagai “How many percent of crap is our gold?” Lucu dan menggeletik. Kalimat itu menjadi tidak masuk akal, tapi ia memang mengira kalimat itu berbunyi demikian. Sampai keringetan kawan saya dipelototin big boss.

Seperi juga kisah nyata di tahun 1851, ketika kudeta Napoleon III, salah seorang ajudannya melaporkan bahwa orang banyak sedang menyerang. Nah, sang Pengawal Kerajaan, Count de St. Arnauld, yang baru saja terserang batuk dan mengalami batuk-batuk berseru “ma sacree toux!” artinya batuk sialan!. Rupa-rupanya sang ajudan keliru menangkapnya sebagai “massacrez tous” artinya bantai semua orang! Maka diberikanlah perintah untuk menembak hingga ribuan nyawa pun melayang. Memahami betul dan memaknai secara benar suatu bahasa ternyata sangat penting. Lebih baik untuk tidak cepat-cepat merespon sesuatu yang kita belum pahami atau mengerti benar.

Mengakhiri tulisan ini, saya paling doyan makan di berbagai restoran yang ada di state. Banyak jenis dan ragamnya. Saya sudah pernah mencoba restoran dari banyak negara. Korea, Vietnam, China, Perancis, Thailand, Malaysia, Jepang, Italy, Meksiko, Pakistan, India, Indonesia dan banyak lagi. Semuanya berbeda. Tapi mereka semua memiliki satu kesamaan. Setiap habis makan kita harus memberikan TIP. Beda dengan di Indonesia. Di New York (Amerika) TIP adalah keharusan. Anda makan tidak memberi TIP siap-siap untuk diteriakin. Bahkan ada restoran yang sudah menentukan berapa yang harus Anda berikan. Tapi saya ragu para pelayan rumah-rumah makan tersebut mengerti benar apa artinya TIP. Saya pernah bilang, kalian jangan hanya mau enaknya doang nerima TIP tapi pelayanan nggak becus. Di salah satu rumah makan Vietnam, saya memesan air putih, sampai makanan sudah mau habis tapi air putihnya tidak datang-datang, padahal rumah makannya lagi sepi. Mungkin mereka belum tahu bahwa TIP ternyata berasal dari singkatan To Insure Promptness. (Untuk memastikan pelayanan yang segera). Bukannya kita sudah ngasih TIP, eeh besoknya pelayanan tambah jelek dan lamban!
***
Not all people who speak a language speak it the same way. A language can be subdivided into many dialects which each vary in some way from the parent language. The term accent is often confused with dialect, but an accent refers only to the way words are pronounced, while a dialect has its own grammar, vocabulary, syntax, and common expressions, as well as pronunciation rules that make it unique from other dialects of the same language.—(A Dialect Map of American English)
***
“Masalah sebagian besar orang bukanlah ketidaktahuan mereka, melainkan kecenderungan mereka untuk mengetahui demikian banyak hal yang tidak benar.”Josh Billings.
Michael Sendow.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar