Selasa, 04 Oktober 2011

TNI diminta Terjun Atasi Terorisme

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta TNI untuk berkoordinasi dengan Polri dalam penanggulangan terorisme dan keamanan dalam negeri, termasuk keamanan di wilayah perbatasan. "Meskipun menjadi tugas polisi, tapi TNI harus ikut serta mencegah timbulnya terorisme yang mengancam kedaulatan nagara. Pastikan hukum tegak berdiri. Harus mampu mengayomi rakyat. Tak boleh ada skelompok orang yang mengancam kedaulatan. Jangan ada rakyat yang menjadi korban," tegas Presiden SBY dalam amanatnya saat menjadi inspektur upacara HUT TNI ke 66 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (5/10/2011).

Kepala Negara sekali lagi mengingatkan bahwa selain aksi teroris, akhir-akhir ini terjadi sejumlah gangguan keamanan dalam negeri, berupa benturan fisik masyarakat, kekerasan horizontal, kelompok kecil separatis di Papua. Menurut Presiden, TNI harus mampu berperan serta mencegah dan menghentikan gangguan keamanan tersebut.
Menurut SBY, selama 66 tahun TNI telah berhasil dibangun dari struktur organisasi sederhana menjadi modern. Kini saatnya TNI menjadi semakin profesional. Dengan kelengkapan alutsista yang makin canggih, TNI harus berperan penting dalam arus sejarah bangsa.

"TNI makin profesional, kembali pada tugas dan fungsi utamanya sesuai konstitusi. Mengikuti kebijakan politik negara, menjujung tinggi rule of law, HAM, patuh pada hukum nasional dan internasional yang telah diratifikasi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar