Simpanse pejantan bernama Kanzi ini mampu dengan piawai menyalakan api dan membakar daun-daun kering dan meletakkan panggangan di atasnya. Tindak tanduk Kanzi yang seperti manusia ini tak lepas dari bimbingan Sue Savage-Rumbaugh, pakar perilaku dan bahasa kera terkemuka di dunia.
Menurut Savage-Rumbaugh, Kanzi adalah simpanse kerdil yang cerdas dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terutama terhadap api. "Saat usianya masih sangat muda, ia menonton film Quest of Fire yang berkisah tentang manusia purba yang berusaha mengontrol api. Dia sangat suka dengan film itu sehingga menontonnya berulang kali," kata Savage-Rumbaugh, seperti dimuat harian Daily Mail, Jumat 30 Desember 2011.
Saat diajak berkemah, Kanzi tampak serius memperhatikan cara peserta kemah membuat api. Simpanse kerdil berusia lima tahun ini bahkan dengan cepat bisa membuat api dari tumpukan ranting-ranting kering yang dibakar menggunakan korek.
Cara Kanzi menyalakan api bahkan nyaris seperti manusia, penuh kehati-hatian supaya api tak menyambar tangannya. Saat api mulai menjilat tumpukan ranting kering, ia agak mundur dan memastikan api terus menyala, dan melemparkan sebatang kayu lagi untuk menambah nyala api. Ia pun bisa memadamkan api menggunakan air seperti manusia.
Kini Kanzi, yang dalam bahasa Swahili berarti harta karun, sudah bisa memasak burger, marshmallow, dan memanggang makanan menggunakan kompor.
Di antara delapan keluarga kera asuhan Savage-Rumbaugh di pusat pelatihan kera Great Ape Trust, Kanzi memang yang paling cerdas, dan ia kini menularkan kecerdasannya pada teman-temannya. Tak hanya saat memasak, kecerdasan Kanzi juga terlihat dari caranya berkomunikasi dengan Savage-Rumbaugh dan ahli primatologi Liz Pugh.
Bersama dua kera lain, ia menggunakan keyboard kertas dan leksigram untuk berkomunikasi dengan kedua ahli. Kanzi telah belajar untuk 'mengucapkan' sekitar 500 kata melalui keyboard, serta mengerti 3000 kata.
Namun mengingat Kanzi adalah simpanse kerdil yang terancam punah di Kongo, ia hanya diizinkan membuat api dengan pengawasan ketat. Saat ini hanya tersisa 10 ribu hingga 50 ribu hewan bernama latin Pan Paniscus ini di seluruh Kongo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar