Sebelumnya ane mau coba bahas dulu kalo semua jenis lokomotif PT. KAI (khususnya yg berkabin tunggal) itu sebenarnya bisa di operasikan dengan jalan maju ataupun mundur. Bukannya Lok berkabin ganda tidak pernah diputar posisinya, tapi ane sangat jarang sekali melihat Lok berkabin Ganda kaya CC200, BB301 & BB304 di putar posisi kabinnya
Di sini ane akan bahas Lokomotif berkabin tunggal seperti Lokomotif Diesel Hidrolik D300, 301, BB200, 201, 203, 204, 300, 302, 303, 305, 306. Kemudian Lokomotif Diesel Elektrik CC201, 202, 203, 204, 205 yg memiliki dua posisi kabin yakni Short Hood / SH (masinis membelakangi mesin) dan posisi Long Hood / LH (mesin membelakangi masinis).
Mungkin agan-agan banyak yg bertanya kenapa posisi Lokomotif (terutama Lok berkabin tunggal) harus diputar? Lha wong bisa maju mundur kok?
Itu juga pertanyaan yg sama dengan pertanyaan ane saat ane PKL di Bengkel Lokomotif Yogyakarta tahun 2007 silam
Alasannya yaitu mencegah keausan pada satu sisi roda Lokomotif karena mengalami beban pada saat membelok.
Kita ibaratkan dengan foto diatas, kita ambil yang Short Hood ya (SH). Jika loko berjalan dengan posisi SH dan banyak mendapati tikungan tajam (dan misalkan banyak tikungan ke kanan) jelas Roda dan As sebelah kanan Lokomotif lebih berat menahan beban bukan (sama halnya mungkin dengan mobil). Nah jika dia kembali ke jalur yang sama tapi dengan keadaan loko tidak dibalik (alias berjalan mundur (Long Hood) maka bagian as dan roda sebelah kanan lagi yang akan sering menerima beban. Maka dari itu harus dibalik agar keausan pada roda merata.
Alasan lain yg menjadikan kenapa posisi Lok berkabin tunggal sering dibalik tidak lain karena pandangan masinis lebih luas ketika Lok berkabin tunggal berjalan dengan posisi Short Hood Berbeda halnya jika Lok berjalan dengan posisi Long Hood, pandangan masinis menjadi sangat terbatas karena sebagian besar terhalang oleh mesin Lok itu sendiri Apalagi kalo Gerbong kereta yg ditarik notabene Kereta Jarak jauh, misal Jakarta-Malang
Ada tiga cara membalik Lokomotif :
1. Dengan TurnTable (TT)
Turbtable atau meja putar kalau di Indonesiakan. Cara memutar loko yang paling simpel karena hanya membutuhkan sedikit tempat dan lahan. Caranya yaitu hanya menempatkan Lokomotif ditengah2 TT (harus pas ditengah supaya ringan) lalu diputar manual oleh tenaga manusia, biasanya 2 – 4 orang (berat kosong loko minimal 75 ton). Dipo Jatinegara punya ini
2. Dengan Segitiga Pembalik
Yang ini agak sedikit rumit karena memakan banyak lahan. Berbentuk segitiga dan lokonya harus berjalan dari sisi sebelah kiri (difoto) lalu berbelok ke kiri ( menuju ke atas ) terus kembali dan berbelok ke kiri ( menuju sebelah kanan ) dan baru kembali ke awal (sisi kiri foto). Stasiun Solo Balapan dan Semarang Poncol yang kebetulan memiliki Dipo Lokomotif memliki ini.
3. Dengan memutari Ballon Loop
Yang ini agak rumit. Karena berbentuk lintasan panjang, namun kadang Ballon Loop tidak hanya digunakan untuk memutar satu Lokomotif saja, tapi bisa lebih dari satu atau bahkan juga digunakan untuk memutar satu rangkaian KA. Mungkin dari gambar sudah jelas ya. Ada di Sidotopo (Surabaya), Jakarta (Muter Jatinegara – Pasar Senen - Duri - Angke - Manggarai - Jatinegara lagi Ada lagi di Tanjung Karang (biasanya untuk memutar Lokomotif beserta rangkaian Babaranjang)
Bonus gan..
salah dikit bisa berabe gan..
Segitiga pembalik & balon loop di Stas.Banyuwangi
ke kiri, ke stasiun. Ke kanan dan arah belakang foto ke jalur mati balon loop sekaligus jalur mati pelabuhan Banyuwangi
Di sini ane akan bahas Lokomotif berkabin tunggal seperti Lokomotif Diesel Hidrolik D300, 301, BB200, 201, 203, 204, 300, 302, 303, 305, 306. Kemudian Lokomotif Diesel Elektrik CC201, 202, 203, 204, 205 yg memiliki dua posisi kabin yakni Short Hood / SH (masinis membelakangi mesin) dan posisi Long Hood / LH (mesin membelakangi masinis).
kabin ganda BB304
CC203 posisi LH
Pandangan masinis saat Lok CC201 posisi LH
Lok BB303 posisi LH
Mungkin agan-agan banyak yg bertanya kenapa posisi Lokomotif (terutama Lok berkabin tunggal) harus diputar? Lha wong bisa maju mundur kok?
Itu juga pertanyaan yg sama dengan pertanyaan ane saat ane PKL di Bengkel Lokomotif Yogyakarta tahun 2007 silam
Alasannya yaitu mencegah keausan pada satu sisi roda Lokomotif karena mengalami beban pada saat membelok.
Shorthood CC201 17
Zoom Shorthood CC201
Longhood CC201 17
Kabin CC203 (Foto : Yuza Ramadhan)
Pandangan Kabin Lok CC203 posisi SH luas
Kita ibaratkan dengan foto diatas, kita ambil yang Short Hood ya (SH). Jika loko berjalan dengan posisi SH dan banyak mendapati tikungan tajam (dan misalkan banyak tikungan ke kanan) jelas Roda dan As sebelah kanan Lokomotif lebih berat menahan beban bukan (sama halnya mungkin dengan mobil). Nah jika dia kembali ke jalur yang sama tapi dengan keadaan loko tidak dibalik (alias berjalan mundur (Long Hood) maka bagian as dan roda sebelah kanan lagi yang akan sering menerima beban. Maka dari itu harus dibalik agar keausan pada roda merata.
Alasan lain yg menjadikan kenapa posisi Lok berkabin tunggal sering dibalik tidak lain karena pandangan masinis lebih luas ketika Lok berkabin tunggal berjalan dengan posisi Short Hood Berbeda halnya jika Lok berjalan dengan posisi Long Hood, pandangan masinis menjadi sangat terbatas karena sebagian besar terhalang oleh mesin Lok itu sendiri Apalagi kalo Gerbong kereta yg ditarik notabene Kereta Jarak jauh, misal Jakarta-Malang
Ada tiga cara membalik Lokomotif :
1. Dengan TurnTable (TT)
Turbtable atau meja putar kalau di Indonesiakan. Cara memutar loko yang paling simpel karena hanya membutuhkan sedikit tempat dan lahan. Caranya yaitu hanya menempatkan Lokomotif ditengah2 TT (harus pas ditengah supaya ringan) lalu diputar manual oleh tenaga manusia, biasanya 2 – 4 orang (berat kosong loko minimal 75 ton). Dipo Jatinegara punya ini
2. Dengan Segitiga Pembalik
CC20316 sedang membalik posisi kabin di Semarang Poncol
Yang ini agak sedikit rumit karena memakan banyak lahan. Berbentuk segitiga dan lokonya harus berjalan dari sisi sebelah kiri (difoto) lalu berbelok ke kiri ( menuju ke atas ) terus kembali dan berbelok ke kiri ( menuju sebelah kanan ) dan baru kembali ke awal (sisi kiri foto). Stasiun Solo Balapan dan Semarang Poncol yang kebetulan memiliki Dipo Lokomotif memliki ini.
3. Dengan memutari Ballon Loop
Yang ini agak rumit. Karena berbentuk lintasan panjang, namun kadang Ballon Loop tidak hanya digunakan untuk memutar satu Lokomotif saja, tapi bisa lebih dari satu atau bahkan juga digunakan untuk memutar satu rangkaian KA. Mungkin dari gambar sudah jelas ya. Ada di Sidotopo (Surabaya), Jakarta (Muter Jatinegara – Pasar Senen - Duri - Angke - Manggarai - Jatinegara lagi Ada lagi di Tanjung Karang (biasanya untuk memutar Lokomotif beserta rangkaian Babaranjang)
Bonus gan..
Turn Table Stas.Bandung
Turn Table Dipo Lok.Cirebon
Turn Table non-aktif Stas.Cicalengka
salah dikit bisa berabe gan..
Segitiga pembalik & balon loop di Stas.Banyuwangi
ke kiri, ke stasiun. Ke kanan dan arah belakang foto ke jalur mati balon loop sekaligus jalur mati pelabuhan Banyuwangi
Sri Tanjung start from Banyuwangi go to Jogja
Turn Table Madiun
Turn Table jember
bagu bagus aku suka blog ini
BalasHapusamazing cuyyyy....
BalasHapus