Selasa, 06 September 2011

Kicau "Hoax" Berujung Tuntutan 30 Tahun Penjara


Gara-gara menyebarkan informasi palsu atau hoax melalui situs mikroblog Twitter, sepasang pria dan wanita di Meksiko dituntut hukuman 30 penjara. Keduanya dianggap telah menebar kepanikan di kalangan penduduk negara tersebut.
 
Gilberto Martinez Vera (48), guru sekolah swasta, dan Maria de Jesus Bravo Pagola, seorang presenter radio, dituduh menyebarkan informasi palsu mengenai adanya sekelompok orang bersenjata yang menyerang sekolah-sekolah di tenggara Kota Veracruz.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (25/8/2011) pekan lalu ketika penduduk di kota tersebut berada dalam situasi tegang akibat konvoi marinir jalan-jalan kota. Warga menduga telah terjadi pertikaian antara tentara dan geng mafia narkoba seperti terjadi akhir-akhir ini.

Dalam situasi itu, Vera melayangkan pesan di akun Twitter-nya. Kicauan Vera berbunyi, "Kakak iparku bilang ada penculikan lima anak di sekolah mereka." Ia kembali menuliskan pesan di Twitter dan memastikan kejadian itu benar meskipun ia tidak tahu kapan peristiwa itu terjadi. Pesan itu kemudian diteruskan (retweet) oleh Pagola sehingga pengikutnya (follower) pun panik.

Warga yang mengetahui pesan-pesan di Twitter itu panik dan berupaya menyelamatkan anak-anak mereka di sekolah. Kepanikan itu menimbulkan kecelakaan yang melibatkan puluhan mobil di jalan raya. Saluran telepon darurat juga terhenti karena tak dapat menampung semua arus komunikasi dari warga yang panik.
"Ada 26 kecelakaan mobil, orang-orang meninggalkan mobil di tengah jalan dan berlari menjemput anak-anak mereka karena mereka pikir hal itu terjadi di sekolah anak-anak mereka," ujar Gerardo Buganza, Sekretaris Urusan Dalam Negeri Kota Veracruz kepada Associated Press (AP) seperti dilansir Guardian, Minggu (4/9/2011).

Jaksa menuduh Vera mengirim beberapa pesan tentang anak-anak sekolah setempat yang disekap oleh pasukan bersenjata. Adapun Pagola dituduh menyebarkan rumor penculikan tersebut ke jejaring sosial meskipun Pagola membantah hal tersebut. Kuasa hukum keduanya menyatakan bahwa Vera dan Pagola hanya menyampaikan informasi yang mereka dapatkan di internet.

Petisi online mulai beredar untuk menuntut pembebasan Vera dan Pagola dan melibatkan kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk ambil bagian. Amnesti Internasional mengatakan, para pejabat di Meksiko melanggar kebebasan berekspresi dan menyalahkan kepanikan warga akibat ketidakpastian keamanan di Meksiko. Kepanikan ini diakibatkan oleh perang melawan geng narkoba yang telah menewaskan 35.000 orang dalam waktu lima tahun terakhir.

sumber : http://tekno.kompas.com/read/2011/09/05/19304668/Kicau.Hoax.Berujung.Tuntutan.30.Tahun.Penjara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar