Senin, 16 Juli 2012

Bentrok Ormas Pemuda Menjalar ke Daerah

http://bolehasyik.blogspot.comKapolda mengimbau masyarakat Medan menghindari daerah tersebut.
Bentrokan antar organisasi kepemudaan kembali terjadi. Bentrokan ini pun kembali menelan korban.

Anggota Ikatan Pemuda Karya (IPK) dan Pemuda Pancasila (PP) terlibat bentrok di Jalan Sekip, Medan, Sumatera Utara, Minggu sore 15 Juli 2012. Sebanyak tiga orang menjadi korban. Mereka menderita luka bacok.

Kapolda Sumut, Irjen Wisnu Amat Sastro mengatakan akan memangil petinggi dua organisasi besar di Sumut ini terkait pecahnya bentrok tersebut.

"Kita akan mempertemukan kedua petinggi organisasi ini untuk membicarakan perdamaian, agar tak terjadi hal-hal tak diinginkan lagi," kata Irjen Wisnu, Senin 16 Juli 2012.

Kapolda juga meminta institusi pemerintah terkait untuk bersinergi membantu kepolisian untuk mempertemukan keduanya. Dia berharap, peran Pemda khususnya Kesbangpolinmas selaku lembaga pemerintah yang bertugas membina ormas ikut serta dalam mempertemukan kedua petinggi ormas tersebut.

"Saya berharap pemerintah melalui institusinya yang mengurusi ormas harus berperan penting untuk mempertemukan kedua petinggi OKP ini. Agar meminimalisir bentrok susulan. Apalagi ini cuma masalah yang sepele," ujarnya.

Selain itu, Wisnu mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait pembacokan 3 orang anggota PP dan pembakaran sepeda motor. Ketiga korban saat ini masih mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. "Kita masih selidiki pembacokan itu, korban masih dirawat di rumah sakit," tukasnya.

Bentrokan ini berawal saat empat anggota PP pulang menghadiri acara pelantikan pengurus Ranting PP Petisah di Jalan Sekip. Mereka pulang dengan mengendarai motor. 

Keempatnya tiba-tiba diserang sekelompok pemuda berpakaian preman. Tak seimbang, keempatnya pun lari tunggang langgang menghindari amukan penyerang.

Akibat serangan tersebut, tiga anggota PP bernama Zulkifli (40), mengalami luka tebas pada tangan, Karno (35) luka tikam pada rusuk sebelah kirinya, mata kiri bengkak akibat pukulan massa, dan Supar (40) luka tebas pada badan. Ketiganya warga Jalan Sei Deli Gang Buntu, Medan serta sepeda motor matic yang dikendarai hangus terbakar.

Mendapat laporan adanya penyerangan, ratusan anggota PP yang berada di lokasi pelantikan pun langsung bergerak dan memblokir Jalan Sekip. Bentrokan tak terhindarkan, hujan batu dan anak panah pun terjadi tepat di depan Universitas Prima Indonesia (UNPRI), Medan.

Seorang korban bernama Karno yang saat ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Advent Medan mengakui bahwa bentrok terjadi saat dia bersama rekannya hendak pulang dari acara pelantikan Ranting PP Petisah dan tiba-tiba diserang sekelompok orang. "Kami mau pulang, tiba-tiba kami diserang dengan parang dan panah juga. Kami pun lari nyelamatkan diri. Mereka banyak sekali," kata Karno.

Beruntung pihak kepolisian berhasil merelai kedua kubu yang bertikai dengan menggunakan gas airmata. Kapolda Sumut Irjen Wisnu Amat Sastro langsung turun ke jalan bersama pasukannya. 

Saat ini, kata dia, kepolisian sedang mendata apakah ada korban dari kubu yang lainnya. Sementara mengenai penyebab bentrok, Kapolda belum bisa memastikan pemicunya. "Tetapi kemungkinan ada gesekan antar mereka, karena pagi tadi Pemuda Pancasila lagi ada acara pelantikan pengurus ranting yang berdekatan dengan kantor pusat IPK," kata Wisnu.

Pantauan VIVAnews hingga pukul 18.00 WIB, Jalan Sekip masih mencekam. Sebuah sepeda motor yang tinggal rangka tergeletak di jalan. Beberapa anggota polisi tampak berjaga-jaga di lokasi untuk mengantisipasi bentrok susulan.

Kapolda mengimbau masyarakat Medan menghindari daerah tersebut. Agar lebih aman, kepolisian sudah memblokir Jalan Sekip. 

Pasca bentrokan, polisi menggelar razia untuk mencegah bentrok susulan dan menangkap orang-orang yang berpotensi menjadi perusuh. Razia ini digelar di dalam kota maupun daerah perbatasan Kota Medan dan Deli Serdang.

Sejumlah orang melawan saat identitasnya hendak diperiksa polisi. Dalam razia itu, polisi juga mengamankan sejumlah kendaraan bermotor yang tidak memiliki surat kelengkapan.

Bentrok massa yang melibatkan ormas ini juga terjadi di Solo, Jawa Tengah pada awal Mei 2012. Bentrok massa terjadi antara warga Kelurahan Gandekan, Solo, Jawa Tengah, dengan anggota laskar militan tertentu, Jumat 4 Mei 2012. Insiden di Jalan RE Martadinata itu merupakan kelanjutan dari kerusuhan yang terjadi pada Kamis sebelumnya.

Menurut Kasubag Humas Polresta Surakarta, Ajun Komisaris Polisi Sis Raniwati, bentrokan itu bermula saat ratusan anggota ormas pamer kekuatan, berjalan kaki keliling kampung. "Ada kelompok tertentu berjalan untuk menunjukkan kekuatan," ujar Sis kepada VIVAnews.

Laskar itu, ujar Sis, bergerak dari Mojo Kelurahan Semanggi ke Pasar Kliwon, kemudian melewati Kelurahan Sangkrah dan bergerak ke Kelurahan Gandekan. "Mereka bukan sweeping. Mereka berjalan dengan rekan-rekannya dalam jumlah cukup banyak, ratusan," kata Sis. "Mereka intinya ingin memperlihatkan kepada warga bahwa mereka punya kekuatan. Bahwa 'kami ini kuat, lho'." 

Sis menambahkan, laskar itu berjalan menyusuri gang di perkampungan, dan sampailah di dekat sebuah bengkel di Kelurahan Gandekan. Di bengkel itu, ada dua orang warga. Tiba-tiba, ada yang melempar botol ke arah iring-iringan laskar itu. Ratusan anggota laskar pun mengamuk dan menghajar dua warga yang ada di bengkel tersebut.

"Mereka mengira dua korban ini yang melempar, karena kedua korban ini dianggap dekat dengan yang melempar botol," ujar Sis.

Pengeroyokan brutal itu memicu kemarahan warga. Tak ayal, mereka menyerang balik anggota laskar. "Intinya balas dendam dari kelompok warga. Kemudian, ada motor kelompok itu dibakar," Sis menjelaskan.

Polisi terus berjaga-jaga untuk mencegah terulangnya peristiwa berdarah itu. "Polri berupaya secara maksimal untuk mengantisipasi agar warga tidak memprovokasi kegiatan kelompok itu," katanya. 


1 Tewas hingga Lady Gaga


Aksi ormas-ormas di tanah air terus berkembang. Tak hanya bentrokan yang melibatkan ormas, tapi juga organisasi itu sampai menghalangi konser Lady Gaga.

Bentrokan ormas yang melibatkan PP ini juga terjadi pada akhir Juni lalu. Puluhan anggota PP dan massa Forum Betawi Rempug terlibat bentrok dan menyebabkan 1 orang tewas. 

Bentrokan dua ormas ini yang kerap terjadi ini merupakan buntut dari perusakan dan pengeroyokan yang berujung kematian terhadap Ketua Gardu 287, bernama Muhidin alias Picu, pada Rabu, 27 Juni 2012.

Penyerangan di gardu itu terjadi sekitar pukul 00.30 WIB, saat sekitar sepuluh anggota FBR sedang duduk-duduk. Mereka tiba-tiba diserang sekitar 60 orang yang datang dengan satu mobil Nissan Terrano dan 35 motor. Penyerangan dilakukan membabi buta dengan menggunakan senjata tajam. Sejumlah anggota anggota FBR yang ada di gardu itu lari menyelamatkan diri.

Tapi Picu, sebagai pimpinan Gardu 287, berusaha menghadapi puluhan orang tersebut bersama teman-temanya. Karena kalah jumlah, mereka tidak bisa melakukan perlawanan.

Namun, kedua ormas ini pun akhirnya sepakat damai. Perdamaian ini dilakukan setelah polisi mempertemukan pimpinan dua ormas tersebut pada awal Juli ini. 

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan, polisi meminta kedua kelompok tak lagi bergesekan di level bawah, dan menghilangkan sikap saling curiga serta balas membalas. "Sama-sama menjaga kamtibmas," kata Rikwanto kepada VIVAnews, Selasa 3 Juli 2012.

Dalam pertemuan dipimpin oleh Kapolres Jakart Barat itu, polisi mengimbau kedua kubu tidak mengambil tindakan sendiri-sendiri. "Kalau ada masalah, libatkan kami," ucapnya.

Menurut Rikwanto, para pimpinan ormas itu sepakat tidak melanjutkan perseteruan. "Ketua dan pengurus dua ormas itu sepakat," katanya. Rikwanto memastikan, anggota ormas yang terlibat kekerasan akan diproses sesuai hukum berlaku.

Gesekan ormas ini sudah beberapa kali terjadi. Pada Senin 13 Febuari 2012, aksi saling serang antara anggota FBR dan PP juga terjadi. Mereka merusak posko masing-masing. Dari kejadian ini, sebanyak delapan orang dari kedua anggota ormas itu ditangkap.

Senin, 23 Januari 2012 lalu, bentrokan juga terjadi antara dua ormas ini di kawasan Ciputat. Dua orang dirawat karena mengalami luka bacok. Dari informasi yang dihimpun kepolisian, bentrokan terjadi karena masalah sepele, pencabutan bendera dari salah satu ormas tersebut. Penggunaan bendera, biasanya digunakan sebagai penanda penguasaan wilayah.

Pada Minggu 29 Januari 2012 lalu, bentrok massa antar ormas ini juga terjadi di wilayah Jakarta Selatan. Sebanyak 64 orang ditangkap polisi dari lokasi keributan.

Sebanyak tiga orang dikenai pasal pidana karena terbukti membawa senjata api dan senjata tajam, sementara 61 orang dikenai pasal tindak pidana ringan karena mengganggu ketertiban umum.

Selain itu, pada Sabtu 7 Juli 2012, suasana di kawasan Pondok Rangon, Kelurahan Harjamukti, Cimanggis, Depok, pun mencekam. Hal ini lantaran aksi dari ratusan anggota ormas dengan pakaian putih-putih yang hendak membongkar kafe liar yang berdiri di kawasan itu. Di antaranya terlihat membawa senjata.

Namun, setelah melalui mediasi yang cukup panjang, ratusan anggota ormas berjubah putih itu pun sepakat membubarkan diri. Kapolres Depok Komisaris Besar, Mulyadi Kaharni, mengatakan ada beberapa poin yang telah disepakati dalam pembicaraannya dengan perwakilan dari ormas yang menggelar protes. Salah satunya ialah tentang rencana pembongkaran 22 kafe dan pengusutan kasus pengeroyokan yang menimpa empat anggota ormas tersebut beberapa waktu lalu.

Jika nota kesepakatan itu tak segera terealisasi, akan ada aksi lanjutan yang melibatkan ormas gabungan dari sejumlah daerah di  Bekasi, Depok dan  Jakarta. Mereka akan datang dengan jumlah yang lebih dan lansung melakukan pembongkaran.

"Alhamdulillah mereka bisa menahan diri. Kami berjanji besok akan berupaya mempertemukan mereka dengan pihak pemerintah kota terkait upaya pembongkaran kafe-kafe itu," kata Mulyadi.

Sejumlah ormas Islam di DKI Jakarta pun 'berhasil' menghentikan rencana pagelaran konser Lady Gaga. "Kami tidak menolak kesenian dan kebudayaan. Yang kami tolak kebudayaan yang bertentangan dengan nilai-nilai bangsa. Kesenian juga tidak bisa sebebas-bebasnya," kata Ketua PW Muhammadiyah DKI Jakarta, Agus Suradika, Kamis 24 Mei 2012. 

Ormas-ormas Islam di Jakarta yang ikut menolak Lady Gaga antara lain Muslimat Nahdlatul Ulama, PW Wanita Islam, PW Aisyiah, Imami, PW Persis, Kaum Syarikat Islam, Wahdatul Islamiyah, PW Matlaul Anwar, dan Majelis Intelektual dan Ulama Muda (MIUM).

Menurut Agus, sebenarnya yang ditolak bukan hanya Lady Gaga, namun lebih kepada liberalisasi kebudayaan. "Nilai-nilai agama menjadi terusik dengan kebebasan ini yang menimbulkan masalah," tambahnya.

Dia mengatakan, ormas-ormas Islam yang turut menolak merasa punya kewajiban moral untuk membumikan nilai-nilai kebaikan. Agus juga mengingatkan, fenomena Lady Gaga merupakan bentuk perang ideologi yang mencoba ingin mempengaruhi pemikiran peradaban bangsa.

"Lady Gaga sebetulnya masalah kecil dan tidak serius, jika dia datang dengan penampilan ketimuran, saya rasa tidak jadi pro kontra. Tapi jika yang datang membawa liberalisasi kebudayaan dan kerusakan moral, kami tolak," katanya.

Selain itu, Front Pembela Islam juga menentang keras konser ini. Bahkan Ketua FPI Rizieq Syihab menyambut baik sikap kepolisian yang tidak memberikan izin terselenggaranya konser Lady Gaga.

Menurutnya, sikap kepolisian yang menolak memberikan izin adalah bentuk penghargaan terhadap masyarakat.

"Penolakan Mabes Polri dan Mapolda Metro Jaya terhadap konser Lady Gaga wajib disyukuri oleh segenap umat Islam dan diapresiasi oleh seluruh komponen bangsa Indonesia," kata Rizieq kepada VIVAnews, Rabu 16 Mei 2012.

Habib Rizieq menilai, penyanyi asal Amerika Serikat itu tidak pantas menggelar konser di Indonesia. Sebab, imej dan aksi panggung Lady Gaga jauh dari nilai-nilai yang sudah tertanam di Indonesia.

Namun, mengenai gagalnya konser Lady Gaga, Polisi menilai pihaknya sudah siap mengeluarkan izin. Namun, pihak promotor justru membatalkan konser tersebut. "Kalau polisi sudah mengeluarkan izin, pasti kami siap mengamankan. "Ini murni ketakutaan dari pihak promotor. Mereka kemarin hanya kurang melengkapi rekomendasi dari Dinas Pariwisata DKI saja, tetapi belum selesai diurus mereka sudah membatalkan," ujar Juru Bicara Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, Senin 28 Mei 2012.

Selain keamanan bagi penyanyi, kata Rikwanto, keamanan untuk para penggemar juga harus diperhatikan, sebab hal itu merupakan satu kesatuan. Untuk itu, pihaknya siap mengamankan pengembalian tiket yang tempatnya masih dikoordinasikan oleh promotor. "Tiket nantinya akan dikembalikan 100 persen, polisi akan membantu mengamankan pengambalian uangnya," kata Rikwanto.

Promotor Big Daddy, yang diwakili Michael Rusli, selaku Presiden Direktur, mengungkapkan, keputusan pembatalan baru didapatnya dari manajemen Lady Gaga pada Minggu pagi. Dia menegaskan alasan utama manajemen pelantun hit "Poker Face" itu membatalkan konser karena faktor keamanan, bukan perizinan.
Source: http://fokus.news.viva.co.id/news/read/336007-bentrok-ormas-pemuda-menjalar-ke-daerah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar