Sabtu, 04 Juni 2011

Belajar Dari Sosok Oprah Winfrey



Siapa tidak kenal Oprah Winfrey…Acara The Oprah Winfrey Show ditayangkan oleh TV hampir di seluruh dunia. Majalah The Oprah Winfrey Magazine beredar sebanyak tiga juta eksemplar. Lalu ada Oprah Winfrey Book Club tempat Oprah membahas buku. Buku yang dibahas langsung laris. Bahkan buku yang sudah seabad seperti Anna Karenina karangan Leo Tolstoy tahun 1877 langsung menjadi best seller lagi.

Salah satu acara TV Oprah mengangkat tema pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap anak kecil. Oprah berkata, “I speak from personal experience because I was raped by a relative.” Artinya, “Saya berbicara dari pengalaman pribadi sebab saya pernah diperkosa seorang kerabat.”



Lalu Oprah mengingatkan bahwa tiap keluarga mempunyai aib masing-masing. Yang berbeda hanya bentuk dan jenisnya. Aib itu kita sembunyikan, tetapi luka batinnya tetap pedih.

Kemudian Oprah memperkenalkan beberapa tamunya, yaitu tiga wanita yang pernah diperkosa pada masa kecilnya dan dua ayah yang pernah memperkosa anaknya. Percakapan ini tersendat-sendat dan mengharukan. Berkatalah Oprah, “I’ve healed very well, and just being able to say it to somebody begins the healing process.” Artinya, “Saya sudah betul-betul pulih, dan ketika kita mampu mengungkapkan hal itu (masa lalu) kepada seseorang maka itu sudah memulai proses pemulihannya.”

Pada acara lain, Oprah mengangkat tema pengampunan diri. Seorang ibu meninggalkan putra ciliknya di mobil hanya beberapa menit. Tiba-tiba seorang pencuri melarikan mobil itu. Putra ibu itu dibunuh. Sampai ketika diwawancarai Oprah, ibu itu tidak bisa memaafkan kesalahannya sendiri. Oprah mengakui bahwa rasa tanggung jawab adalah luhur. Tetapi rasa salah diri seumur hidup tidak ada manfaatnya. Berkatalah Oprah kepada ibu itu, “Your life is bigger than your son’s death.” Artinya, “Hidup anda lebih besar daripada kematian putra anda.”

Tetapi Oprah sama sekali tidak bermaksud agar pencuri dan pembunuh itu diampuni begitu saja. Orang itu harus dihukum setimpal kejahatannya. Oprah berkata, “….make sure that true justice is served in this case.” Artinya, “Pastikan bahwa keadilan ditegakkan dalam perkara ini.”

Yang juga menarik adalah pidato Oprah ketika menerima Humanitarian Award beberapa tahun lalu. Oprah bercerita bahwa ayahnya, seorang pemangkas rambut, suka mengundang teman untuk makan di rumahnya. Mereka berpakaian jelek. Oprah jengkel bahwa ayahnya mengundang orang-orang yang begitu berbeda. Tetapi ayahnya bilang bahwa mereka itu sama seperti kita yaitu butuh diakui dan dihargai.

Lalu Oprah mengaku, “I’ve since learned….we all are just regular people seeking the same thing. The guy on the street, the woman in the classroom, the Israeli, The Afghani, the Zuni, the Apache, the Irish, the Protestant, the Catholic, the gay, the straight, you, me; we all just want validation. We want to find someone to love…somebody to laugh with and cry with…..” Artinya, “Sejak saat itu saya sadar….kita semua adalah orang biasa yang mendambakan hal yang sama. Pria di jalan, wanita di ruang kelas, orang Israel, orang Afghanistan, orang Zuni, orang Apache, orang Protestan, orang Katolik, orang homoseks, orang heteroseks, Anda, saya; kita semua mendambakan pengakuan. Kita ingin rasa aman dan panjang umur. Kita ingin menemukan seseorang untuk dicintai…seseorang untuk diajak tertawa bersama dan menangis bersama….”

Kalimat kunci yang sering diungkapkan Oprah dalam rangka pemulihan masa lalu dan pertumbuhan masa depan adalah, “If you had known better, you would have done better”. Oleh karenanya jika kita mengetahui yang lebih baik, maka kita akan/sudah melakukan yang lebih baik. Sudahkah kita…?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar