Pernah merasa tiba-tiba familiar dengan situasi sebuah tempat meski Anda belum pernah mengunjungi tempat tersebut?
Kondisi semacam itu dinamakan deja vu yang banyak menginspirasi banyak penulis buku, pembuat lagu hingga sutradara film.
Dalam dunia sains fenomena deja vu belum banyak dibahas. Seperti dilansir laman resmi Western University Kanada, penelitian tentang deja vu juga cukup sulit karena ketiadaan prosedur eksperimen untuk membawanya ke laboratorium psikologi.
Dalam artikel online Neuropsychologia yang berjudul Deja Vu in Unilateral Temporal-Lobe Epilepsy is Associated with Selective Familiarity Impairments on Experimental Tasks of Recognition Memory, mahasiswa Western University, Chris Martin dan Profesor Psikologi, Stefan Kohler menjelaskan fenomena deja vu dengan meneliti pasien neurologi yang mengalami deja vu sebagai gejala awal seizure.
Kebanyakan dari pasien dengan dengan lobus epilepsi temporer menunjukkan gangguan memori meski tidak mengalami seizure. Kohler dan timnya lantas mencari hubungan tersebut dengan meneliti penanda umum deja vu pada rangsangan memori tertentu untuk memunculkan perasaan familiar.
Para peneliti berhasil menemukan pola khusus yang membedakan pasien yang mengalami deja vu dengan yang tidak. Penemuan itu pun menjadi pintu masuk untuk mempelajari lebih jauh mekanisme neural dan psikologi untuk mengungkap deja vu secara lebih jelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar