Jumat, 06 Mei 2011

Sejarah Olahraga Tinju-Boxing

Olahraga Tinju merupakan salah satu cabang bela diri yang bertanding satu lawan satu untuk melakukan serangan dengan cara memukul memakai tangan yang diberi sarung serta melindungi diri dari pukulan yang diberikan oleh lawan. Dalam pertandingan, nilai diperhitungkan pada jumlah pukulan yang dianggap sah.

Petinju akan mendapat nilai yang lebih banyak jika mampu melakukan pukulan pada lawan, terutama di bagian kepala atau dada. Bila musuh tidak mampu melakukan pertandingan karena terkena pukulan lawan yang keras dan tidak mampu bangun lagi dari jatuhnya pada hitungan yang ke sepuluh, oleh wasit dinyatakan kalah KO atau Knockout. Dan lawannya secara otomatis jadi pemenangnya.

Namun, bila musuh mampu bertanding terus hingga pada ronde terakhir maka penentuan pemenangnya berdasarkan nilai atau jumlah pukulan yang ditentukan oleh juri.

Kata Tinju adalah terjemahan dari kata Inggris "boxing" atau "Pugilism". Kata Pugilism berasal dari kata latin, pugilatus atau pinjaman dari kata yunani Pugno, Pignis, Pugnare, yang menandakan segala sesuatu yang berbentuk kotak atau "Box" dalam bahasa Inggrisnya. Tinju Manusia, kalau terkepal, berbentuk seperti kotak. Kata Yunani pugno berarti tangan terkepal menjadi tinju, siap untuk pugnos, berkelahi, bertinju. Dalam mitologi, bapak dan Boxing adalah Poliux, saudara kembar dari Castor, putera legendaris dari Jupiter dan Leda.

Sejarah Olahraga Tinju

Olahraga tinju pertama kali dipertandingkan oleh bangsa Romawi, Mesir serta Yunani. Petinju legendaris yang sampai sekarang masih menjadi catatan sejarah emas adalah Theagenes yang berasal dari Thaos Yunani. Dia menjadi juara pada pesta olimpiade kuno tahun 450 (masehi).

Selama karirnya dia pernah melakukan pertandingan 1.406 kali. Pada waktu itu petinju sudah menggunakan sarung tinju seperti saat ini, namun bahannya terbuat dari besi. Maka tidak mengherankan bila banyak lawan yang langsung mati seketika gara-gara terkena pukulan tangan bersarung besi itu. Kemudian sarung tinju yang bentuknya seperti sekarang ini pertama kali dikenalkan oleh seorang petinju dari Inggris pada tahun 1973.

Seluk Beluk Pertandingan Tinju

Olahraga tinju terbagi dalam banyak kelas, yang ditentukan berdasarkan berat badan dari petinjunya. Yang paling ringan disebut kelas Straw, dengan berat badan minimal 47,61 Kg sampai dengan 58,98 Kg. Kemudian yang paling berat, disebut kelas berat juga dengan berat petinju minimal 90 Kg ke atas. Kemudian dalan setiap pertandingan, perserta terdiri dari dua orang yang sama kelasnya.

Lamanya pertandingan ditentukan oleh lamanya waktu yang dinamakan ronde. Dalam setiap ronde ada waktu tiga menit untuk bertanding dan dua menit untuk melakukan istirahat. Pertandingan ini selalu diadakan di sebuah area yang dinamakan ring. Para penonton pertandingan bisa menyaksikannya dari pinggir ring tersebut.

Olahraga tinju merupakan salah satu jenis olahraga yang keras. Resiko menjadi seorang petinju juga tinggi. Karena nyawa juga bisa melayang ketika melakukan pertandingan, terutama bagi yang profesional. Tidak mengherankan bila banyak petinju yang mengalami cacat seumur hidup setelah pensiun dari tinju.

Contoh yang paling nyata adalah Muhammad Ali. Dia adalah seorang mantan petinju paling terkenal di dunia saat ini yang berasal dari Amerika Serikat. Saat ini dia menderita sakit parkinson yang disebabkan karena pukulan-pukulan yang diterimanya dari lawan saat masih aktif melakukan pertandingan dulu.

Namun meski begitu, olahraga tinju tetap punya banyak penggemar. Tidak terkecuali kaum wanita yang terkenal dengan kelemahlembutannya. Salah satu alasannya adalah karena dalam bertanding seorang petinju selalu bertelanjang dada. Maka semua otot tubuhnya yang kuat akan terlihat dengan jelas. Dan inilah yang banyak disukai oleh mereka. Apalagi tubuh petinju pada umumnya juga nampak kekar dan perkasa, apalagi ketika sudah mengeluarkan keringat yang banyak. Benar-benar jantan.

Referensi :
http://www.anneahira.com/olahraga-tinju.htm
http://history-our.blogspot.com/2010/10/sejarah-singkat-tinju.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar