PURBALINGGA - Di balik kisah sedih yang dialami para Tenaga Kerja Wanita (TKW ) asal Indonesia di luar negeri, ternyata ada juga TKW yang mampu meraih kesuksesan setelah kembali ke kampung halamannya.
Seperti di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Seorang mantan TKW sukses menjadi pengusaha sapu usai pulang bekerja dari Singapura. Tidak tanggung-tangung omzet usaha sapunya bisa mencapai miliaran rupiah. Bahkan, produk sapunya ini telah merambah ke beberapa negara seperti Taiwan, Korea Selatan, dan Malaysia.
Inilah sukses yang diraih Rohimah (37), istri dari Bambang Triono warga Desa Karang Gambas, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga. Di rumah yang juga dijadikan kantor, serta tempat produksi sapunya inilah, Rohimah beserta suaminya mengedalikan usaha sapunya yang terbuat dari rumput glagah. Usaha pembuatan sapu yang dimulai sejak 2005 ini, kini telah menjadi lapangan kerja bagi ratusan warga sekitar.
Kesuksesan pabrik sapu milik Rohimah ini ternyata tidak datang begitu saja. Namun beberapa kali mengalami pasang surut. Bahkan, usaha sapunya ini sempat vakum selama dua bulan akibat ketiadaan modal serta buruknya administrasi.
Kondisi inlah kemudian yang membuat Rohimah memutuskan untuk menjadi TKW ke Singapura. Namun, Rohimah hanya bekerja selama satu tahun di Singapura. Meski demikian, banyak pengalaman yang didapat hingga ia bersama suaminya melanjutkan usaha sapunya ini.
“Wah, usaha saya semula sempat pasang surut, pokoknya untuk sukses tidak gampang dan harus bekerja tekun mas,” ujar Rohimah, mantan TKW.
Tentu saja, kesuksesan Rohimah juga tak lepas dari peran dari Bambang Triono suaminya. Ayah dua anak inilah yang bekerja untuk mencari tempat pemasaran produk sapunya hingga kualitas produk sapunya dipercaya untuk diekspor ke beberapa negara Asia. “Kita saling mendorong dan bahu membahu mas,” ujar Bambang Triono.
Banyaknya permintaan sapu dari berbagai negara membuat Rohimah dan Bambang tak bisa mengerjakan sendiri. Mereka harus mempekerjakan beberapa warga sekitar. Tentu saja kondisi ini sangat menguntungkan warga sekitar yang sebagian besar bekerja sebagai buruh tani. Bahkan, jumlah para pekerja di pabrik sapu milik Rohimah ini, mencapai ratusan orang.
Meski telah sukses, namun masih banyak kendala yang dihadapi Rohimah dan Bambang dalam mengembangkan usahanya ini, Seperti modal dan peralatan yang masih manual. Sehingga, mereka pun berharap pemerintah bisa membantu masalah yang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar