Pengen tau kenapa film-film animasi Pixar selalu menarik perhatian para penikmat layar lebar? Gak peduli anak-anak, remaja, maupun orang tua? Emma Coasts, salah satu artist storyboard membeberkan aturan-aturan penting yang dipegang dalam lingkungan kerja Pixar untuk membuat film-film animasi sehingga membuahkan masterpieces seperti Toy Story ataupun Up. Cekidot aturan-aturan penting Pixar itu di bawah.
#1. Kami berusaha mengagumi karakter yang kami buat, bukan mengagumi kesukesan yang akan dicapai oleh karakter itu.
#2. Setiap kami membuat seorang tokoh kartun, kami menempatkan diri kami sebagai audiens, bukan sebagai pembuat tokohnya.
#3. Tema itu penting, tetapi kami akan lebih senang bila sudah bisa menentukan alur yang tepat untuk cerita itu dan endingnya.
#4. Rumus klasik masih berlaku. "Once upon a time there was ___. Every day, ___. One day ___. Because of that, ___. Because of that, ___. Until finally ___."
#5. Melakukan penyederhanaan dan kombinasi. Terdengar sulit, tetapi nanti akan menguntungkan kami sebagai pembuat tokoh dan cerita.
#6. Rumus klasik: tentukan hal-hal yang istimewa untuk karakter itu, dan... coba kebalikan dari sifat-sifat terbaik yang mereka miliki. Masukkan ke karakter itu. Buat cerita bagaimana mereka menanganinya.
#7. Tidak ada yang sempurna, termasuk jalan cerita kami. Tetapi kami meyakini satu hal, bila cerita itu berakhir, maka akhirilah. Masih ada kesempatan lain untuk menyempurnakannya.
#8. Ketika kami kehabisan ide, kami akan membuat daftar apa-apa yang TIDAK AKAN terjadi selanjutnya.
#9. Menuangkan ide di kertas adalah pilihan bijak, karena kami dapat membuat ide itu lebih baik. Daripada kami menyimpan ide itu, tak akan ada yang tahu!
#10. Kami memberikan opini ke karakter yang kami buat. Artinya, kami berusaha membuat karakter yang mempunyai ciri khas di mata para audiens. Tak perlu muluk, namun kekhasannya harus nampak jelas.
#11. Kami selalu berusaha menomor satukan pembuatan ending. Serius, itu cukup sulit.
#12. Selalu berikan tokoh utama dan penjahat utama masalah yang besar.
#13. Kami berlatih untuk mengubah sesuatu yang kurang kami sukai menjadi sedikit lebih disukai.
#14. KENAPA KAMI HARUS MENCERITAKAN KISAH INI? Saat kami menemukan "alasan itu", yang dapat membuat semangat kami terbakar untuk menceritakannya. Maka ide akan terus mengalir. Kami percaya itu!
#15. Kami selalu menulis esai dari film yang kami buat.
#8. Ketika kami kehabisan ide, kami akan membuat daftar apa-apa yang TIDAK AKAN terjadi selanjutnya.
#9. Menuangkan ide di kertas adalah pilihan bijak, karena kami dapat membuat ide itu lebih baik. Daripada kami menyimpan ide itu, tak akan ada yang tahu!
#10. Kami memberikan opini ke karakter yang kami buat. Artinya, kami berusaha membuat karakter yang mempunyai ciri khas di mata para audiens. Tak perlu muluk, namun kekhasannya harus nampak jelas.
#11. Kami selalu berusaha menomor satukan pembuatan ending. Serius, itu cukup sulit.
#12. Selalu berikan tokoh utama dan penjahat utama masalah yang besar.
#13. Kami berlatih untuk mengubah sesuatu yang kurang kami sukai menjadi sedikit lebih disukai.
#14. KENAPA KAMI HARUS MENCERITAKAN KISAH INI? Saat kami menemukan "alasan itu", yang dapat membuat semangat kami terbakar untuk menceritakannya. Maka ide akan terus mengalir. Kami percaya itu!
#15. Kami selalu menulis esai dari film yang kami buat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar