INDIA (SuaraMedia) - Varun Gandhi, yang tengah berkampanye untuk pemilihan umum bulan Varun Gandhi depan, dilaporkan mengatakan kepada para simpatisannya bahwa partainya, Partai Bharatiya Janata (BJP), yang berhaluan nasionalis akan 'memenggal kepala kaum muslim'.
Dalam sebuah rekaman yang disiarkan stasiun televisi NDTV, Varun juga mengatakan kepada massanya bahwa orang-orang muslim memiliki nama-nama yang menakutkan seperti Karimullah dan Mazullah.
"Bila kalian bertemu dengan mereka pada malam hari, kalian akan ketakutan," ujarnya.
Komisi Pemilihan Umum India mengatakan akan meneliti pidato Varun sebelum mengambil tindakan. Pernyataan Varun tersebut dikecam oleh Partai Kongres yang dipimpin Sonia Gandhi, janda dari putra tertua Indira, Rajiv.
Sebenarnya, Varun sedang berkampanye menghadapi Pemilu bulan depan. Namun akibat ulahnya ini, Varun menghadapi tuduhan kriminal. Seorang pejabat KPU India mengatakan kepada AFP bahwa sebuah peringatan resmi juga telah dikeluarkan kepada BJP.
Kaum muslim merupakan komunitas minoritas terbesar India, dan hubungan dengan mayoritas umat Hindu selama ini mengalami masalah dan sering menimbulkan kerusuhan sejak negara itu mencapai kemerdekaan dari Inggris tahun 1947.
Komentar Varun dikecam oleh Partai Kongres yang sedang berkuasa, yang diketuai oleh Sonia Gandhi, janda putra sulung Indira, Rajiv Gandhi, dan pemegang obor dinasti Nehru-Gandhi.
Varun adalah putra anak kedua Indira, Sanjay Gandhi, anggota keluarga yang dipisahkan oleh dinasti. Dinasti Nehru-Gandhi tidak memiliki hubungan darah dengan Mahatma Gandhi, tokoh gerakan kemerdekaan India.
Seorang jurubicara Kongres menuduh BJP menjadi sebuah partai dengan ideologi anti-minoritas. Sementara jurubicara BJP, menegaskan, “kultur tradisional BJP tidak pernah dapat mengajarkan seseorang berbicara sedemikian tidak bertanggung-jawab.”
Dalam pembelaan dirinya, Varun mengatakan rekaman pidatonya itu telah dilebih-lebihkan. Sebagaimana diketahui, India akan mengadakan pemilihan umum untuk memilih sebuah parlemen baru dan pemerintah dari 16 April sampai 13 Mei.
Hassan Kamaal, kolomnis terkenal di India menilai Varun sudah bersikap arogan dan kurang berpengalaman sebagai politisi. "Tindakan yang bodoh, kekanak-kanakan dari seorang politisi muda," ujar Kamaal.
Namun analis politik Profesor Mustafa Khan berpendapat, pernyataan Varun cuma taktik politik untuk memenangkan pemilu, dengan cara mengedepankan rasa tidak aman dan ketakutan di kalangan warga Hindu.
"BJP tidak punya harapan untuk memenangkan pemilu karena perpecahan di tubuh partai itu. Mereka berharap bisa menang dengan mengangkat isu-isu komunal," kata Khan.
Muslim India menginginkan Varun didiskualifikasi dari keikutsertaannya dalam pemilu. "Dia tidak boleh ikut pemilu. Saya Muslim dan saya bangga menjadi Muslim. Saya berterimakasih pada nenek moyang saya karena tidak memilih ke Pakistan dan tetap berada di India. India adalah negara saya, lebih daripada seorang Varun Gandhi," tukas warga Muslim India, Shehla Masood
Tidak ada komentar:
Posting Komentar