Seperti yang ditemukan saat inspeksi mendadak yang dilakukan tiga anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, yaitu Denny Indrayana, Mas Achmad Santosa, dan Yunus Husein. Mereka menemukan ruang tahanan yang dihuni oleh Artalyta Suryani alias Alin mempunyai fasilitas mewah dan kenyamanan sekelas hotel berbintang yang tersedia.
Adapun tempat pertama yang dikunjungi oleh Tim Satgas di Rutan Pondok Bambu adalah ruang bimbingan kerja (bingker). Dari luar ruangan tersebut mereka mengawasi sosok Artalyta Suryani. Dan didalam ruangan besar Alin tengah duduk berselonjor di sebuah sofa bed sambil menjalani perawatan kecantikan (beauty treatment) oleh seorang dokter ahli kosmetik laser Hadi Sugiarto.
Ruangan yang seharusnya menjadi tempat bagi para nara pidana tersebut berubah menjadi ruangan pribadi Ruangan Artalyta. Didalam ruangan dipenuhi oleh foto-foto anak yang diakui Artalyta Suryani sebagai anak adopsinya.
Disebuah sudut, terdapat sebuah kolam bola berukuran besar, yang juga diakui Artalyta Suryani sebagai tempat bermain anaknya jika mengunjunginya. Demikian juga, di sebuah sudut ruangan dibangun kamar mandi khusus dengan shower dan perlengkapan seperti kamr mandi di sebuah hotel berbintang.
Tidak cuma itu. Pesawat televisi plasma , kulkas, kompor, dan sejumlah alat-alat rumah tangga lainnya berada di ruangan itu.
"Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada dokter lain yang boleh masuk, selain dokter penjara. Jadi ini tidak bisa dibenarkan," kata Mas Achmad, seperti yang dikutip dari mediaindonesia.com
Sepanjang sidak, ia hanya bisa diam dan geleng-geleng kepala saat melihat kondisi 'Hotel Prodeo' itu yang fasilitasnya benar-benar hampir mirip hotel berbintang.
Kepada Mas Achmad, Ayin juga mengaku sering menggunakan ruang itu untuk mengadakan rapat-rapat dengan anak buahnya karena dia masih harus mengendalikan usaha plasmanya di Lampung, dan sejumlah perusahaan propertinya. "Saya minta ruang sedikit untuk menjalankan usaha saya," katanya.
"Ini benar-benar mengagetkan. Nanti akan ada investigasi mendalam untuk memperjelas ini semua. Kita lihat saja," kata Mas Achmad dengan nada suara geram.
Saat tepergok oleh Satgas, Ayin tengah membaca buku Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century, yang di dalamnya, namanya disebut-sebut oleh si pengarang buku, George Junus Aditjondro, masuk dalam lingkaran keluarga kepresidenan.
Setelah mengetahui siapa sosok yang tengah memperhatikannya dari luar ruangan, Ayin pun langsung menaruh buku itu dan merapikan posisi duduknya.
Kepala Rutan Sarju Wibowo yang baru tiba pada pukul 20.45 WIB hanya bisa lemas dan pasrah saat mengetahui tempat kerjanya berhasil 'ditelanjangi' oleh Mas Achmad dan kawan-kawan. Tidak banyak kata yang bisa diucapkannya, selain kata 'siap'. "Siap pak... siap," jawabnya atas apa pun pertanyaan anggota Satgas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar