Dalam kesuntukan dengan rutinitas pekerjaan hari lepas hari maka saya memutuskan pagi tadi untuk pergi melepas lelah dengan jalan-jalan di mall. Toko pertama yang menarik perhatian saya adalah toko yang menjual mutiara. Disana ada buku tentang bagaimana kerang memproses sebutir mutiara, yaitu dengan cara meng-insulin pasir.
Saya pernah membaca bahwa konon ada dua cara bagaimana manusia menghadapi tantangan dan kesulitan. Cara yang pertama adalah isolasi. Ia berusaha keras melarikan diri, mengisolasi atau mengasingkan diri serapat-rapatnya, sehingga tantangan tak mampu menyentuhnya. Sedangkan cara yang kedua adalah insulasi. Insulasi adalah cara yang dipakai di negara-negara empat musim, yang "membungkus" dinding rumah mereka sedemikian rupa, sehingga panas di dalam ruangan tidak mudah hilang.
Kalau saja dapat diwujudkan dalam kenyataan, kedua cara itu sebenarnya sama baiknya. Masalahnya adalah bagaimana mungkin kita bisa sepenuhnya "mengisolasi" diri dari berbagai tantangan dan kesulitan disekitar kita...? Untuk itulah kita perlu mulai belajar ilmu insulasi dari kerang mutiara.
Nah, kembali ke cerita kerang tadi. Anda tau dalam buku yang saya baca dijelaskan bahwa proses terjadinya sebuah mutiara bermula dari sebutir pasir yang "nyasar" atau sengaja ditaruh di tubuh si kerang. Kerang itu pasti risih ada benda asing ditubuhnya. Tetapi untuk membuang itu dari tubuhnya ia tak mampu. Sebab itu, yang dilakukannya adalah menginsulasi atau membungkus pasir itu dengan cairan tubuhnya. Pasir yang semula mengganggu kini menjadi mutiara yang indah. Dalam istilah saya "penderitaan yang membawa kebahagiaan". Dari yang tidak berharga diproses menjadi sesuatu yang sangat berharga dan bernilai tinggi. Dari yang menyulitkan menjadi yang menguntungkan.
Ada sorang asal Crotona, ia pernah sesumbar bahwa ia akan mampu mengangkat seekor banteng dewasa dengan kedua tangannya, ia minta diberi waktu 3 bulan. Waktu itu tidak ada seorangpun yang mempercayainya. Tapi setelah waktu yang dijanjikan, ternyata ia bisa! Apa yang dilakukan orang itu selama 3 bulan... ? Ia membeli anak banteng, setiap hari ia mengangkat tubuh anak banteng itu. Sampai mencapai 3 bulan dimana banteng itu telah bertumbuh dewasa. Ia memproses ketelatenan dirinya dengan berlatih tiap hari, kerja keras. Ia membuktikan teori bahwa kita bisa menghadapi kesulitan dan kesukaran dengan telaten. Maka ketelatenan menghadapi kesukaran yang satu akan memampukan anda menghadapi kesukaran yang lain. Telaten dan bekerja keras menjadi kuncinya.
Ada seorang Rasul bernama Paulus, ia juga memberi kita resep yang jitu mengenai bagaimana "menginsulasi" tantangan penindasan, kesesakan, penganiayaan, kesukaran demi kesukaran lainnya. Yaitu "menginsulasinya" dengan Kasih Allah yang ada dalam diri Kristus. (Band. dengan Roma 8:35-39).
Kita bisa merobah "pasir" penderitaan demi penderitaan dan kesulitan demi kesulitan yang kita hadapi, menjadi "mutiara" indah yang berharga dan bernilai bagi diri kita, keluarga dan sesama kita !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar